‘’Awalnya kita menang pada penyisihan melawan Jambi. Namun setelah itu ada insiden yang menimpa atlet kita. Dua orang putri dan satu orang putra cidera yang perannya vital dalam tim. Meski sudah diobati namun akibat insiden itu berpengaruh pada performa atlet dalam pertandingan. Jadi dalam keadaan masih sakit itulah atlet kita tetap bertanding,” cerita Mulyadi.
Kendala lain diungkapkan Mul adalah jumlah atlet yang dibawa ke Porprov terbatas sehingga ketika ada atlet yang sakit tidak bisa diganti dengan pemain cadangan.
‘’Atlet yang kita bawa pas-pasaan. Itu karena ada pengurangan jumlah atlet dari KONI. Mungkin ada pengaruh dengan anggaran atlet. Jadi ketika ada pemain yang cidera, tidak bisa diganti dengan atlet yang lain,” ungkap Mul
Soal sejumlah atlet asli Merangin yang saat Porprov malah membela kabupaten atau kota lain, Mulyadi menjelaskan sebelum Porprov pihaknya telah menghubungi para atlet melalui undangan resmi untuk mengikuti seleksi namun hingga batas seleksi berakhir para atlet yang diundang tidak ada yang datang.
‘’Jadi kami seleksi saja para atlet yang ikut seleksi, karena itu memang wewenang kami. Para atlet yang tidak ikut seleksi kami anggap tidak mau,” tuturnya.
Mulyadi juga mengakui atlet yang diseleksi dan lulus seleksi berhak mengikuti Porprov tergolong atlet muda. Namun untuk ‘skill’ permainan telah memadai karena sebelumnya dilakukan latihan dan seleksi ketat.
‘’Soal skill atlet menurut penilaian kami sudah baik. Namun tentu saja kita telah berusaha maksimal Allah menentukan. Saya pribadi puas dengan permainan mereka yang telah optimal mengerahkan segala kemampuan,” kata Mulyadi.
Karena masih tergolong muda, Mulyadi berpendapat para atlet tersebut bisa terus diikutkan pada berbagai ajang pertandingan takraw. ‘’Mereka itu aset Merangin dalam bidang olahraga sepak takraw. Bahkan ada atlet yang masih menginjak bangku sekolah SMA. Maka sama-samalah kita membina mereka agar kedepannya tidak kecolongan lagi ke daerah lain jika kelak ada pertandingan,” harap Mulyadi. (*)
Reporter : TopanBohemian