Merangin
| Fokusinfo.com : Giyati, warga Desa Pinang Merah Kecamatan Pamenang Barat
harus gigit jari. Hal itu terjadi karena sejak 2011 hingga saat ini Giyati
sekeluarga harus terbelit hutang besar untuk ukuran keluarganya.
Persoalan
tersebut berawal pada tahun 2011 Giyati yang saat itu berprofesi sebagai tenaga
honor disalah satu sekolah bertemu dengan Sidik Ali, seorang pejabat di lingkup
Dinas Pendidikan Merangin.
Perkenalan
itu berbuntut pada tawaran Sidik Ali kepada Giyati bahwa dirinya bisa membantu
adik Giyati untuk menjadi seorang PNS. Namun untuk mencapai itu Sidik Ali
meminta uang sebesar Rp.50 juta. Tawar menawar terjadi, Sidik Ali tetap
bertahan. Hingga terjadi kesepakatan angka Rp.45 juta diberikan dalam kurun
waktu satu minggu sementara Rp.5 juta akan diberikan setelah SK diterima.
‘’Jadi
Rp.45 juta itu saya serahkan dua kali. Pertama Rp.25 juta di Simpang Limbur. Saya
antar bersama adik saya atas arahan Pak Sidik Ali yang saat itu katanya mau ke
Jambi. Didalam mobil Pak Sidik Ali ada seorang lagi laki-laki yang waktu itu
saya tidak tahu identitasnya. Sementara yang kedua saya setor lagi Rp.20 juta,
lokasinya di Ujung Tanjung samping Kantor Dinas Pariwisata. Sama dengan
sebelumnya uang saya serahkan langsung kepada Pak Sidik Ali, namun saat itu
beliau sendirian,” terang Giyati sambil sesekali menyeka air mata.
Masih
dikatakan Giyati, uang Rp.45 juta itu sangat besar bagi keluarganya. Untuk
mendapatkan uang itu Giyati harus menggadaikan sertifikat rumah ke Bank
mengingat tempo yang diminta Sidik Ali hanya satu minggu.
‘’Kami
orang kecil seperti ini mana punya lah uang sebanyak itu. Dengan terpaksa kami
gadai sertifikat rumah ke Bank untuk mendapatkannya,” tutur Giyati.
Namun
mimpi Giyati hendak melihat adiknya sukses sebagai PNS rupanya hanya mimpi
semu. Adik Giyati yang sempat pula diputuskan kuliah rupanya hingga saat ini
tidak menjadi PNS.
‘’Kami
merasa tertipu. Karena beliau itu pejabat sehingga kami percaya saja. Ternyata gombal.
Kami minta uang tersebut kembali,” sedih Giyati.
Sementara
itu Sidik Ali ketika di konfirmasi mengaku telah menerima uang itu. Namun dirinya
berdalih uang tersebut bukanlah untuknya melainkan diserahkan lagi kepada pihak
lain.
‘’Iya
memang saya menerima uang itu. Tapi bukan untuk saya. Untuk pihak lain,”
tegasnya. (*)
Reporter
: GondoIrawan | DedeRiskadinata
Redaktur
: TopanBohemian