Tiga orang seniman Jambi, Martono Asal Kerinci, Al Hendra Daulay dan Topan Bohemian asal Merangin, sempat membuat heboh dunia kesenian Jambi. Pasalnya pada Jum’at, 5 Agustus 2016 tiga orang seniman itu membacakan puisi di tengah Sungai Batang Hari, tepatnya dibawah jembatan Gentala Arasy kota Jambi.
Al Hendra Daulay mengatakan aksi tersebut cukup menantang, dia harus berdiri tegap di ujung ketek (perahu) sementara riak air sungai yang tidak menentu.
‘’Bagi saya ini pengalaman berharga, membaca puisi ditengah sungai dibawah jembatan Gentala Arasy. Agak ngeri juga sih tadi saat gelombang airnya besar,” kata Al Hendra Daulay atau yang akrab disapa Bang Ucok itu.
Senada dengan Ucok, Topan Bohemian, seniman dengan background seni rupa itu juga mengungkapkan kekhawatirannya saat berada diatas ketek. Bahkan dia malu-malu mengakui bahwa tidak bisa berenang.
‘’Alhamdulillah aksi kami tadi berjalan lancar. Saya khawatir kalau-kalau kecebur ke sungai,” tutur Topan.
Topan juga sempat menceritakan awalnya tidak berniat membaca puisi karena saat itu jadwal keberangkatannya kembali ke Merangin setelah mendampingi kegiatan lomba kesenian siswa SD di Jambi. Karena bujuk rayu, panggilan jiwa seni dan tantangan, akhirnya Topan merelakan ditinggal mobil travel.
‘’Saya dihubungi pihak Hotel bahwa mobil yang akan membawa saya pulang ke Bangko akan segera berangkat. Karena panggilan untuk berekspresi lebih kuat maka saya suruh saja travel itu berangkat,” ungkap Topan, pria yang kerap berkacamata hitam itu.
Sementara Martono, Seniman senior yang saat ini berstatus PNS di Kerinci merasa ditodong dan tidak bisa menghindar saat diminta membaca puisi.
Dia mengungkapkan kekesalannya kepada Sakti Alam Watir, seorang fotografer kondang di Jambi. Pasalnya saat menginjakkan kaki di Jambi, Sakti Alam Watir atau lebih akrab disapa Bang Sakti itu langsung menanyakan hal yang dirasa tidak pantas ditanyakan.
‘Waktu saya tiba di Jambi, Bang Sakti bukannya menanyakan bagaimana perjalanan? sehat keluarga? Berapa orang anak sekarang? atau pertanyaan umum lainnya. Tapi yang pertama ditanyakan kepada saya ‘kapan baca puisi’?,” kata Martono sambil tertawa.
Ternyata orang dibalik aksi nyentrik tiga orang seniman itu adalah Sakti Alam Watir, seorang fotografer kebanggaan Jambi yang mana karya-karya fotonya telah tersebar ke seluruh kabupaten di Provinsi Jambi bahkan ke Nasional.
Pria plontos dan kerap berkacamata itu memang sengaja memfasilitasi tiga orang seniman tersebut membaca puisi dengan dibumbui tantangan.
‘’Kita ingin membuat gebrakan baru, membaca puisi di alam. Kedepannya akan kita tambah lagi baik para senimannya maupun di lokasi mana yang asyik buat membaca puisi. Tidak harus tempat formal,” kata Sakti.
Aksi yang cukup terbilang nekat itu rupanya terdengar oleh sejumlah media baik itu cetak maupun elektronik di Jambi, tak ayal mereka mempublikasikan aksi nyentrik tiga orang seniman tersebut.
Sejak dipublikasikan khususnya di media sosial Face book (FB) respon masyarakat terbilang luar biasa. Tiga orang seniman ini mendadak ngartis. (redaksi)