FIJ EDISI 27
Merangin | FIJ – Pernyataan
Jerjani, Tokoh masyarakat Desa Rantau Jering Kecamatan Lembah Masurai sekaligus
anggota DPRD Merangin yang merasa tidak puas dengan proyek Peningkatan Jalan
Muara Kelukup - Rantau Jering membuat gerah sejumlah pihak. Salah seorang
diantaranya adalah Aspan, Kabid Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum (PU) Merangin.
Via
telepon seluler kepada Fokus Info Jambi (FIJ), Aspan menyoroti pernyataan
Jerjani. Dia pun menantang untuk membuktikan tudingan jerjani. Aspan juga
mengatakan telah berkoordinasi dengan Tim Pengawal dan Pengaman Pemerintahan
serta Pembangunan (TP4) yang diketuai
Intel Kejari Kabupaten dan Intel Kejati Provinsi.
‘’Rencananya
kami akan fokus ke oknumnya, tapi setelah dipelajari rekan Kejati inikan tim
artinyakan semuanya.
Jadi
tim ahli dan labor mana yang kalian pakai pakai?,” tanya Aspan
Pertanyaan
itu diasumsikan merentet pada
tantangan untuk membuktikan pembenaran apa yang ditudingkan Jerjani. ‘’Kami
siap jika harus dibuktikan, tapi bukan kami yang melaksanakannya, tidak mungkinlah kami membuktikan proyek kami
sendiri. Segala pembiayaan harus
dikeluarkan siapa yang menyampaikannya,” kata Aspan.
Yang
cukup menghebohkan ketika Aspan bertanya apakah tahu bahwa proyek tersebut sebagian
besar dikerjakan atau disub oleh Jerjani. Menurutnya Jerjani turut serta dalam
pembangunan box dengan harga yang diminta sesuai dengan RAB. Selain itu
persoalan tersebut telah diselesaikan jauh hari.
‘’Foto
penyelesaian antara Agong (Kontraktor) dengan Jerjani di Hotel Harisman di room
itu ada dengan Agong,” tutur Aspan.
Atas
persoalan ini, dikatakan Aspan dirinya akan fokus pada pendekatan stafnya yaitu
Yahdi dan Heri. Menurut Aspan sebagai manusia memiliki batas kesabaran, maka
dari itu dia akan berupaya agar stafnya itu tidak melakukan tindakan brutal.
‘’Walaupun
yang bergerak dibawah namun ujung-ujungnya kembali kepada saya karena saya
kabidnya disitu,” ucapnya.
‘’Staf
saya itu sifatnya agak pemanas. Saya berusaha agar tidak terjadi anarkis,” tambah
Aspan.
Sementara
soal yang lainnya, dikatakan Aspan dirinya telah menyerahkan persoalan tindak
lanjut pemberitaan itu kepada Agong selaku kontraktor. ‘’Apa jalur yang akan
diambil kontraktor nya siagong terserah,” pungkasnya.
Sementara
itu Jerjani ketika dimintai klarifikasi tentang tudingan Aspan bahwa dirinya
ikut ngesub pembangunan box proyek
tersebut dengan lantang membantah. Namun dirinya mengakui membantu mencarikan
tukang, itupun lantaran diminta tolong oleh kontraktor lapangan.
‘’Saya
tidak pernah mengesub pekerjaan proyek itu. Tapi mencari kan tukang memang ada,
upah kerja kan tukang yang ambil,”
kata Jerjani.
Menurut
Jerjani, saat itu limit pekerjaan hampir tiba namun proyek belum selesai
sementara tukang yang bekerja telah meninggalkan lokasi proyek. Dengan kondisi
itu dirinya dimintai untuk mencari tukang. Karena banyak relasi maka dengan
segera para tukang bisa didapatkan Jerjani dan proses pengerjaan box mulai
dilaksanakan dan bisa terselesaikan tepat waktu.
‘’Atas
jasa itu saya tidak pernah dibayar sampai sekarang. Ucapan terimakasih pun
tidak ada,” kesal Jerjani.
Soal
karaoke disalah satu Hotel di Jambi, Jerjani mengatakan tidak ada hubungannya
dengan proyek tersebut. ‘’Karaoke itu hanya kami anggota DPRD dan itu pakai
uang kami sendiri, tidak ada sangkutnya dengan Agong,” terangnya.
Sebelum
pekerjaan proyek selesai, Jerjani mengatakan dirinya pernah mencari Agong di
Jambi guna melaporkan ketidak beresan proyek yang menghabiskan dana Rp.2,6
milyar itu namun tidak pernah bertemu secara langsung dengan Agong.
Dalam
persoalan ini Jerjani tetap berpendirian mempertanyakan dimana titik 1,6 km
pengerasan serta pembangunan rabat beton yang tidak menggunakan batu split.
‘’Saya
siap berhadapan dengan pihak manapun, ini demi kebenaran dan tanggung jawab
uang negara yang dikucurkan,” ungkap pria berkumis itu.
Jerjani
juga menyatakan bahwa sebenarnya dia sangat menghormati Aspan karena pergaulan
selama ini yang baik. Namun karena merasa telah tercemar reputasinya, Jerjani
menyatakan akan menuntut balik tudingan Aspan soal dirinya turut serta ngesub proyek tersebut.
‘’Saya
akan menuntut balik. Masalahnya itu pencemaran nama baik saya,” pungkas
Jerjani.
Diberitakan
sebelumnya (FIJ Edisi XXVI) bahwa terjadi dugaan PT Usaha Pratama Sari (UPS)
tidak mengerjakan proyek Peningkatan Jalan Muara Kelukup - Rantau Jering dengan
maksimal. Ironisnya pembayaran termin akhir proyek sudah dicairkan 100 persen.
Wakil
Bupati Merangin, Khafid Moein tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya ketika
Fokus Info Jambi meminta tanggapannya atas persoalan ini. Meskipun diakui
Khafid belum tahu secara persis inti dari permasalahan tersebut, namun dirinya
secara tegas menghimbau kepada para pejabat agar bertindak dan bersikap mengedepankan
etika yang baik.
‘’Saya
menghimbau namanya pejabat tidak boleh terbawa emosi. Seharusnya pejabat apapun
kritikan harus diterima dan evaluasi. Lalu diklarifikasikan kepada yang
mengkritik atau masyarakat umum lainnya,” tegas Khafid.
Dia
menambahkan jika terjadi polemik dalam konteks tertentu seharusnya kedua pihak bertemu
agar ditemukan solusinya. ‘’Para pejabat yang berpolemik hendaknya bertemu,
diskusi mencari solusi persoalannya. Jangan malah mengumpulkan preman untuk
mengkonter persoalan, itu tidak benar,” tutup Khafid Moein, sosok yang
bersahaja itu.(tim)