Merangin |
Fokusinfo.com :
Mencari keadilan, mungkin itulah kalimat yang tepat ditujukan kepada seorang
warga Desa Rasau kecamatan Renah Pamenang. Marhanis adalah seorang ayah yang
merasa tidak senang ketika darah dagingnya (putranya) mengalami tindakan
kekerasan oleh orang lain (persekusi) atas suatu hal yang bukan dilakukannya.
Mantan
pjs kades Rasau, Wahyudi mengaku terkejut ketika mengetahui rentetan peristiwa
kelam yang menimpa warganya pada september 2015 silam di Balai Desa ternyata
berbeda dengan informasi yang diketahuinya selama ini.
Baca
Juga : Dugaan Persekusi. Mengaku Dekat Dengan Dua Pihak, Amin Nyatakan Siap
Bersaksi Klik disini
Diceritakannya,
saat kejadian dirinya diinformasikan warga bahwa ada kasus pencurian dan pelaku
telah ditangkap massa. ‘’Jadi malam itu saya diinformasikan warga bahwa ada
maling ketangkap massa dan telah berada di Balai Desa. Saya pun bergegas ke
balai desa, disana telah ada kerumunan warga,” kenang Wahyudi
Menurutnya,
sebagai pemimpin desa dirinya berharap kasus tersebut tidak meluas tapi bisa
diselesaikan secara internal desa.‘’Selaku kades, saya melakukan upaya agar masalah
itu tidak sampai keluar, desa cukup internal saja,” singkatnya.
Wahyudi
juga menyatakan awalnya dirinya tidak mengetahui telah terjadi pemukulan. Namun
bila betul ada pemukulan terhadap pelaku, tentu hal yang wajar karena pelaku
ditangkap massa.
‘’Saya
juga baru tahu kalau kronologisnya, wawan itu diciduk oleh Hansip, bukan
ditangkap massa. Saya juga baru tahu bila pelaku pemukulan salah satunya
perangkat desa. Tapi ini kan belum terbukti ya. Kita sebaiknya menegakkan asas
praduga tidak bersalah,” katanya.
Soal
gerakan Marhanis yang terus berupaya mencari keadilan bagi anaknya, Wahyudi menghargainya.
‘’Wajarlah bila seorang ayah merasa tidak senang anaknya dipukul. Saya hormati
gerakan Pak Marhanis mencari keadilan itu,” tutupnya .(*)
Reporter :
GondoIrawan
Redaktur :
TopanBohemian