- Kapolsek : Hari Kamis Pemeriksaan Zulfikar
- Azra’i : Ponakan Saya Trauma
Fokusinfo.com | Merangin : Kapolsek Jangkat, Rusman mengatakan kasus dugaan penganiayaan terhadap santri yang melibatkan pimpinan Pondok Pesantren Al Ishlah Danau Pauh kecamatan Jangkat terus berlanjut. Hal itu diungkapkannya selasa (03 Januari 2016) kepada media ini melalui sambungan telpon.
‘’Iya, saksi telah diperiksa dan di BAP, tinggal meminta keterangan dari terlapor,” kata Rusman.
Pemanggilan terlapor, dikatakan Rusman akan dilakukan pada kamis 05 Januari 2016 untuk diperiksa terkait persoalan tersebut.
‘’Surat panggilan telah kami layangkan, hari kamis besok rencana pemeriksaannya,” singkat Rusman.
Sementara itu Pimpinan Pesantren Al Ishlah, Zulfikar mengaku belum mendapatkan surat panggilan tersebut.
‘’Saya belum mendapat informasi ataupun surat panggilan tersebut,” singkat Zulfikar via telpon.
Baca juga : Diduga Lima Santri Ponpes Al Ishlah Danau Pauh Dianiaya
Ditempat dan waktu terpisah, Paman Korban Azra’i mengatakan hingga saat ini ponakannya mengalami trauma. Bukan saja karena telah mendapatkan perlakuan penganiayaan namun juga terancam tidak bisa melanjutkan pendidikan.
‘’Ponakan saya itu kelas III. Jika pindah sekolah maka tentu saja harus menunggu tahun ajaran baru karena berkas Ujian Nasional telah dikirim ke pusat. Kondisinya saat ini sering murung,” ungkap Azra’i.
Dia juga mengatakan pernah meminta kepada pihak Pesantren agar bisa menerima korban minimal mengikuti ujian kelak, namun pihak pesantren tidak mengindahkannya.
‘’Kami merasa dipersulit, sementara kunci pendidikan anak kami ada pada pesantren. Ya itu tadi, berkas ujian kan tidak bisa dipindah begitu saja,” pungkas Azra’i.
Diberitakan sebelumnya, dugaan penganiayaan oleh pimpinan pondok pesantren terhadap santrinya terjadi pada pertengahan Desember 2016 lalu. Ketika itu lima orang santri dianiaya oleh pimpinan pesantren. Satu orang santri melaporkan kejadian ke Polsek Jangkat. (redaksi)