Merangin | fokusinfo.com : Kepala Bidang Cipta Karya Dinas PUPR Merangin, Suhelmi membantah munculnya isu pajak Pondok Pesantren penerima hibah dari Pemkab Merangin yang nominalnya fantastis hingga puluhan juta. Bantahan itu disampaikan Suhelmi guna meluruskan isu-isu dari oknum yang tidak bertanggung jawab.
Baca juga : Mencuat Dugaan Pajak Ponpes Penerima Hibah Dari Pemkab Merangin CapaiPuluhan Juta.
‘’Memang benar ada hibah dari Pemkab Merangin yang ditujukan untuk pembangunan RKB atau Asrama di pondok pesantren yang beroperasi di Merangin. Jumlah penerimanya ada 67 pesantren sesuai data yang disampaikan oleh Kemenag Merangin,” kata Suhelmi mengawali pembicaraan.
Dia menceritakan sebelum menjalankan program dan tandatangan kontrak, pihaknya terlebih dahulu melakukan sosialisasi kepada para pimpinan ponpes. Dalam sosialisasi itu telah dijelaskan besaran dana hibah yang akan diserahkan kepada ponpes seraya menyodorkan prototipe desain sesuai dana yang tersedia.
‘’Dana real hibah yang digelontorkan sebesar Rp 79,7 juta. Perhitungan kami dengan dana sebesar itu hanya bisa membangun volume 4 x 6 meter. Makanya kami sodorkan prototipe yang sebelumnya telah kami siapkan kepada pihak Ponpes. Hampir 100 persen pihak ponpes tidak mau mengikuti prototipe itu karena mereka ingin membangun dengan volume yang lebih besar. Karena ini sifatnya swakelola ya tidak apa apa mereka meneruskan keinginannya dengan catatan ya harus nombok. Sementara dana hibah hanya sebesar Rp.97,7 juta itu,” terang Suhelmi.
‘’Yang
jelas sesuai ajuan yang dibangun adalah ruang kegiatan belajar atau asrama. Ada
juga yang minta dialihkan membangun pagar tapi kami sampaikan tidak boleh. Dan
kami minta bangunannya harus bisa bermanfaat, berfungsi,” ungkapnya.
Menurut Suhelmi program swakelola berbeda dengan kerjasama kontraktor atau pihak ketiga. Yang mana tata swakelola dalam perjalanannya bisa saja terjadi perubahan desain.
‘’Swakelola itukan rancang bangun. Desain dengan pelaksanaan bisa sejalan. Bisa berubah sewaktu waktu. Pentingnya dalam swakelola itu selalu yang dinilai ada dua yaitu fisiknya dan SPJ sebagai pertanggungan jawab pengelolaan dana,” tuturnya.
‘’Jadi penerima hibah ini, laporan pengelolaan dana yang telah mereka kerjakan, harus ada. Mekanismenya kami serahkan kepada mereka sendiri. Tapi dalam proses progresnya kami tidak lepas tangan. Ada tim yang kami tunjuk untuk mendampingi para penerima hibah itu menjalankan program,” katanya.
Suhelmi mengungkapkan ada satu persoalan yang menggelitiknya terkait pernyataan oknum penerima hibah yang mengatakan pajak dalam program ini hingga capai Rp.30 juta. Merespon pernyataan itu Suhelmi membantah keras.
‘’Pajak memang ada. Dalam sosialisasi yang telah kami sampaikan dan jelaskan kepada pimpinan ponpes saat ini pajak sesuai aturan yaitu 12,75 persen yang merupakan gabungan Ppn 11 persen dan PPH 1,75 persen. Jadi kami bingung juga kok ada yang menyampaikan pajak hingga tiga puluh juta. Tidak sampailah sebanyak itu,” pungkasnya.
Sementara itu informasi terbaru yang diterima media ini dari sejumlah sumber diduga telah terjadi upaya melawan hukum tidak transparannya oknum salah satu pimpinan ponpes dalam pengelolaan dana hibah dari Pemkab tersebut. Yang mana dana yang seharusnya Rp.79,7 juta tapi yang digunakan hanya Rp.50 juta. Pernyataan itu sempat berpolemik.
Ditempat dan waktu terpisah, Ma’awiyah pimpinan Ponpes Salafiah Nurul Athfal Desa Simpang Limbur mengungkapkan rasa terimakasihnya kepada Pemkab Merangin yang telah memberikan bantuan hibah untuk pembangunan di pesantren yang dipimpinnya. Dia mengatakan dana hibah yang digelontorkan oleh Pemkab Merangin telah digunakan untk membangun asrama putri dengan ukuran 6 x 24 m plus mck.
‘’Ya terimakasih kami tak terhingga kepada Pemkab Merangin yang telah memberikan bantuan untuk pembangunan asrama. Alhamdulillah sudah selesai dan telah pula difungsikan sebagaimana mestinya. Memang yang kami bangun lebih besar dari dana yang ada, tapi alhamdulillah ada pula bantuan dari masyarakat sehingga asrama ini berdiri lengkap dengan mck nya,” tutup Ma’awiyah. (*)
Reporter : GondoIrawan
Redaktur
: TopanBohemian