|
Aktifitas Keseharian Montok menjalani bisnisnya |
Fokusinfo.com | Pamenang : ‘Nasib orang siapa yang tahu’. Mungkin itulah kata-kata yang boleh diungkapkan kepada Izhar Majid atau yang biasa disapa Montok, seorang pengusaha sukses dan juga tokoh masyarakat di Pamenang.
Izhar Majid adalah putra Merangin, lahir di Pamenang pada 1971 saat ini memiliki tiga orang buah hati. Dia termasuk salah seorang pengusaha sukses di Pamenang, namun kesuksesan yang diraih itu ternyata tidak mudah. Kepada fokusinfo.com, secara eksklusif Izhar menceritakan kisahnya.
Berawal dari apa hubungan nama Izhar Majid dengan sapaan Montok. Izhar menceritakan, saat tahun 1970an tidak semua orang pribumi bisa berbahasa indonesia apalagi berbahasa jawa. Pada tahun itu orang-orang jawa sudah mulai berdatangan ke Merangin. Mungkin karena membuka diri dan pergaulan membuat orang tua Izhar Majid menjadi pandai berbahasa jawa, dari situ orang tua Izhar Majid banyak bergaul dengan orang-orang jawa dan akrab.
Saat Izhar Majid lahir memiliki badan yang gendut. Izhar juga sering diajak orangtuanya bersilaturahmi kepada warga jawa, karena masih balita dan berbadan gendut maka banyak warga jawa yang menyebut Izhar Majid montok. Dan hingga saat ini sapaan montok lebih sering didengar daripada Izhar Majid.
‘’Banyak orang tahunya Montok, bukan Izhar Majid,” kata Izhar seraya melepas senyuman khasnya.
Sementara itu, perjalanan kehidupan Izhar hingga sukses diceritakannya dengan haru. Sesekali Izhar menyeka airmata, mungkin karena mengingat masa-masa sulit itu lebih mendalam.
‘’Dulu pada tahun 1993 belum ada pekerjaan tetap, ada seorang kerabat yang mempercayakan saya meminjamkan sepeda motornya untuk saya ngojek,” kata Izhar.
Merasa tidak berbakat ngojek, Izhar pindah profesi membuka tambal ban. Usaha ini dengan tekun dijalani Izhar selama 2,5 tahun hingga suatu ketika datang seorang pasirah datang ingin menambal ban.
‘’Kalau bisa ditambal ya tambal, kalau tidak bisa ya ganti baru, nanti kalau sudah selesai tolong antar kerumah ya. Tapi datuk mau istirahat sebentar disini,” kata Izhar menirukan ucapan pasirah itu. ‘’Saya mengiyakan saja apa kata beliau,” tambahnya.
Saat pasirah itu istirahat sambil melihat Izhar mengerjakan proses tambal ban itu, terjadi percakapan. Pasirah lantas meramalkan jika Izhar mau sukses maka harus menjauhi judi.
‘’Saya terkejut dibilang begitu, Pak pasirah bilang ‘Tok, Kalau mau sukses satu saja yang harus dihindari yaitu judi’,” tutur Izhar meniru ucapan Pasirah.
Ucapan Pasirah itu rupanya terus terngiang ditelinga Izhar. Ucapan itu juga yang menjadikan Izhar sedikit demi sedikit bertobat dari yang namanya judi. Hingga saat Izhar memiliki dua orang anak, penyakit judinya hilang total.
‘’Alhamdulillah hingga sekarang saya jauh dari penyakit judi itu,” ungkap Izhar.
Setelah mendapatkan modal yang cukup, Izhar mencoba membuka sebuah toko alat listrik dibarengi dengan tambal ban. Dari situlah awal kebangkitan ekonomi Izhar hingga dirinya dikirim oleh bos cina satu truk barang elektronik.
‘’Saya bingung saat itu, ini barang begitu banyak bagaimana cara bayarnya. Tapi bos cina itu memberikan semangat kepada saya dan dia percaya penuh kepada saya karena selama menjalin kerjasama saya terus berupaya jujur,” terangnya.
Izhar mengaku menjalani bisnis elektronik selama sepuluh tahun hingga merubah kembali bisnis menjadi bisnis bahan bangunan.
‘’Sejak bisnis bahan bangunan itu mulai tampak bisnis yang lainnya seperti perumahan, perkebunan, bangunan ruko dan lainnya,” ucap bapak tiga anak itu.
Meski telah menjadi milyuner, Izhar tetap mengajarkan anak-anaknya berperilaku sederhana dan kerap berbagi. ‘’Harta ini titipan sementara, tidak ada untungnya menyombongkan diri. Akhirat lah tujuan kita yang sebenarnya dan banyaklah beramal ibadah kepada Allah,” pungkasnya. (*)
Reporter : Topan Bohemian