Merangin | fokusinfo.com : Seorang pengusaha papan bunga ucapan (Florist) berdomisili di Bangko mengeluh lantaran mertuanya terancam gagal melaksanakan ibadah Qurban Idul Adha tahun 2023 ini. Pasalnya uang yang telah dikumpulkan mertuanya sejak lama itu dipinjam oleh pengusaha papan bunga dan hingga jelang Idul Adha, uang tersebut belum dapat dikembalikan.
Meski
dihati merasa malu, pengusaha papan
bunga itu rela mencurahkan isi hatinya dipublik melalui media ini karena
kasus yang menimpanya itu berkaitan dengan salah satu organisasi besar di
Merangin.
Pengusaha
florist itu menceritakan awalnya dia dan rekannya menghadiri rapat pemantapan
kepanitiaan salah satu organisasi besar di Merangin yang akan mengadakan acara pengukuhan
ketua dan pengurus. Disela itu terbersitlah mereka ingin acara meriah dengan
memesan papan bunga ucapan. Mendengar itu, rekan pengusaha papan bunga
menyodorkan diri sanggup menyediakan pesanan tersebut dan melemparkan order itu
ke pengusaha papan bunga.
‘’Mulanya
saya akui tidak sanggup karena jumlah papan bunga yang saya miliki hanya ada 12
unit sementara pesanan berjumlah 24 unit. Yang artinya saya harus membuat 12
unit lagi tambahannya dan itu membutuhkan modal yang menurut perekonomian saya
lumayan besar,” ceritanya.
‘’Sebelumnya
saya berinisiatif melempar order itu ke florist lain tapi harga yang mereka
minta sama saja dengan harga yang disepakati oleh organisasi kepada kami. Jadi akhirnya
saya putuskan untuk mengerjakan sendiri,” tuturnya.
‘’Lalu
saya diskusikan dengan istri untuk meminjam uang sama mertua saya. Saya yakinkan
kepada beliau bahwa organisasi ini jelas dan besar jaringannya hingga ke 24
kecamatan. Ketua organisasinya memiliki rekam jejak yang mumpuni soal
kepemimpinan dan ketua penitianya juga adalah mantan aktivis Merangin. Mertua saya
setuju lalu meminjamkan cincinnya seraya mengatakan cincin itu akan digunakan
untuk Qurban Idul Adha di kampung halamannya di Sumbar,” cerita pengusaha papan
bunga itu.
‘’Begitu
cair langsung dikembalikan,” kata pengusaha papan bunga menirukan pesan
mertuanya yang saat ini telah berada di kampung halamannya di Sumbar.
Masih
diceritakan pengusaha papan bunga, keluhan yang dirasakannya adalah hari hari
menjelang Idul Adha yang mana dirinya belum bisa mengganti uang pinjaman
tersebut. Sementara mertuanya hampir tiap hari mengirimkan pesan kepada
istrinya.
‘’Memang
tidak pernah beliau menanyakan langsung kepada saya, selalu melalui istri saya.
Saya paham sebentar lagi Idul Adha dan beliau membutuhkan uang tersebut untuk
Qurban di kampung. Saya membayangkan betapa malunya beliau apabila tidak jadi
Qurban karena niat melaksanakan ibadah itu telah beliau ceritakan kepada
keluarganya jauh hari sebelum beliau pulang ke kampung. Saya paham beliau saat
ini marah,” lirih pengusaha papan bunga itu.
‘’Jadi
tujuan saya mengumbar kisah ini ke media, saya sangat berharap adanya pelunasan
sebelum habis tanggal 27 Juni 2023. Begitu setelah tanggal itu artinya mertua
saya memang tidak bisa melaksanakan ibadah Qurban di kampung halaman,”
pungkasnya. (Redaksi)