Merangin | fokusinfo.com : Tokoh masyarakat Desa Pelangki yang juga ketua LSM Sapurata Indonesia, Mirza SH geram atas tindakan APH (Aparat Penegak Hukum) kepolisian yang beberapa waktu lalu hanya menangkap lima warga Desa Pelangki yang melakukan kegiatan tambang tanpa izin di wilayah Desa Pelangki, padahal kegiatan itu dilakukan jauh dari permukiman warga. Sementara, dikatakan Mirza khususnya di kecamatan Batang Masumai itu tidak sedikit yang melakukan aktivitas tersebut dan lokasinya cukup terjangkau.
‘’Saya itu kok jadi bertanya sendiri ya, itu Polisi bisa tahu ada aktivitas PETI di dalam hutan sana. Sementara yang beraktivitas di dekat sini tidak diapa-apain. Padahal yang di dekat sini menggunakan alat berat loh,” kata Mirza.
Baca juga : Pelaku PETI Desa Pelangki Yang Ditangkap diDuga Punya Bos. Keluarga DesakPolisi Kejar
Menurut Mirza atas peristiwa itu wajar bila masyarakat menuntut keadilan dan menuding adanya tebang pilih dalam penegakan hukum terkait PETI.
‘’Kalau mau tangkap ya semua lah, prioritaskan pemain-pemain besar. Bukan hanya kuli nya yang ditangkap,” tuturnya.
Mirza juga menyatakan siap mengakomodir materil maupun nonmateril apabila pihak Polres Merangin serius ingin memberantas kegiatan PETI di Batang Masumai, khususnya pemain besar. Bahkan Mirza bersatire akan membantu membeli minyak mobil Polisi.
Baca juga : Keluarga Sekdes Klarifikasi. Terkait PETI di Desa Pulau Baru
‘’Kami telah berdiskusi dengan sejumlah tokoh masyarakat. Kami siap menjadi penunjuk jalan ke lokasi PETI. Bahkan kami juga siap iuran untuk membeli minyak mobil Polisi saat turun ke lokasi,” Kritik Mirza. (*)
Reporter : HendraSlango
Redaktur
: TopanBohemian