Merangin | fokusinfo.com : Sejumlah proyek pembangunan di Desa Pulau Tebakar Kecamatan Tabir Barat Kabupaten Merangin diduga asal jadi. Proyek yang bersumber dari Dana Desa itu terkesan dikerjakan tanpa memperhatikan kualitas pekerjaan, dan terkesan dikerjakan tanpa ada perencanaan yang matang. Hal itu diungkapkan salah seorang tokoh muda Desa Pulau Terbakar, Muzakir Walid kepada media ini beberapa waktu yang lalu.
Sebagai contoh, Muzakir Walid membeberkan kegiatan pembangunan jalan tebas lobang yang berada di Bukit Intan area trans pulau terbakar, yang mana proyek senilai Rp 75 juta itu hanya di kerjakan asal asalan.
''Kondisi jalan dikerjakan tanpa perhitungan / perencanaan yang matang, pekerjaan ini seolah bukanlah pekerjaan dari dana desa karena selama proses pengerjaan tidak terlihat adanya pemasangan papan merek. Ironisnya setelah dikerjakan jalan bukannya tambah bagus, malah jalan tambah hancur," Kata Muzakir Walid.
''Bayangkan saja pengerjaan dengan mengambil tanah yang berada di sekitar bahu jalan menggunakan excavator untuk melakukan penimbunan ke tengah jalan. Ya otomatis tambah rusaklah jalan kalau diperlakukan seperti itu. Dan juga gorong-gorong tidak di pasang melainkan hanya di biarkan tergeletak di pinggir jalan, tidak di letak pada tempatnya," terang Muzakir Walid.
Temuan demi temuan dipaparkan secara gamblang oleh Muzakir Walid kepada media ini. Seperti proyek rehap air bersih, kegiatan lumbung pangan hingga pembangunan perpustakaan desa yang kesemuanya itu menelan anggaran yang tidak sedikit namun tidak dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
''Terkait pekerjaan rehap air bersih, tidak sedikit warga yang mengeluh. Pasalnya pipa penyalur air yang semestinya diganti namun kenyataannya hanya diikat dengan karet. Bahkan pipa itupun tidak ditanam melainkan dibiarkan saja diatas tahan. Padahal kita tahukan dengan kondisi seperti itu rentan diinjak hewan ternak. Padahal anggarannya lumahan besar loh, mencapai Rp.50 juta," kata Muzakir Walid.
''Di Desa kami ada Kegiatan lumbung pangan, nah proyek ini tidak jelas apa yang dikerjakan. Dimana lumbungnya dan dimana pula pangannya." imbuh Muzakir.
Muzakir Walid meneruskan terkait pembangunan perpustakaan desa yang menelan dana cukup besar. Namun bangunan tersebut saat ini telah difungsikan sebagai ruang aktivitas kantor desa.
''Tidak ada manfaat yang dirasa oleh masyarakat. Setahu saya tidak kelihatan ada aktivitas selayaknya perpustakaan, buku-bukunya tidak ada, orang yang membaca buku pun disitu tidak ada, malah sekarang digunakan untuk aktivitas kantor Desa, ini sama manipulasi public. Lain yang direncanakan lain pula yang difungsikan," tutur Muzakir.
''Secara pribadi saya sangat berharap kepada semua pengawas dan aparat penegak hukum agar serius turun ke Desa Pulau Terbakar untuk cek fisik langsung ke lapangan, supaya kejadian kejadian seperti ini tidak diulangi lagi oleh pihak yang tidak bertanggung jawab," Tutup Muzakir
Sementara itu hingga berita ini dipublikasikan, belum ada tanggapan dari pihak Pemdes Desa Pulau Terbakar. Media ini akan dan wajib menyediakan ruang hak jawab maupun hak koreksi kepada pihak-pihak yang berkaitan dengan persoalan ini. (*)