Dibincangi media ini, Masroni mengaku kecewa karena tidak ada respon dari Pemerintah Merangin atas peristiwa perusakan tersebut. Terlebih aktivitas dilakukan di tengah kota dengan menggunakan alat berat.
‘’Apa Pemkab buta ya. Aktivitas perusakan terjadi siang hari di tengah kota dikerjakan dengan alat berat. Masak ya tidak ditegur,” kata Masroni.
Menurut Masroni, dirinya telah menghubungi pihak PU dalam hal ini Bidang Cipta Karya. Hasil komunikasi, pihak PU tidak mengetahui aktivitas tersebut juga tidak mengeluarkan surat apapun terkait perizinan pembongkaran aset.
‘’Sudah saya telpon Kabid Cipta Karya, jawabnya mereka tidak mengeluarkan rekomendasi dalam bentuk apapun kepada pengusaha tersebut,” tutur aktivis Aktif Merangin itu.
Sebagai putra daerah Merangin ‘tulen’, sedari awal Masroni sangat menyayangkan aktivitas tersebut. Hal itu berkaitan dengan keuangan negara.
Dibeberkannya untuk membangun turap serta trotoar negara harus menggelontorkan uang yang tidak sedikit.
‘’Setahu saya milyaran uang negara digelontorkan untuk pembangunan turap pada 2014 lalu. Juga pembangunan trotoar dananya tidak sedikit. Kok ya tidak sayang uang rakyat segitu banyaknya tidak bisa dinikmati lama oleh masyarakat,” tutup Masroni.(*)
Reporter : TopanBohemian