Merangin | Fokusinfo.com : Sejumlah Mobnas (Mobil Dinas) yang merupakan aset Merangin hingga saat ini masih berada ditangan mantan ketua dan wakil ketua DPRD Merangin, belum dikembalikan ke Pemkab.
Informasi yang media ini peroleh dari berbagai sumber, Mobnas tersebut saat ini masih berada ditangan Zainul Arfan, Keluarga Alm Lukman Aima dan Umi Salamah.
Zainul Arfan ketika dikonfirmasi membenarkan ada satu unit mobil dinas aset Merangin yang belum dikembalikannya ke Pemerintah Merangin. Dia beralasan meminjam kendaraan tersebut dan siap mengembalikan bila dipinta
Keluarga Alm Lukman Aima, hingga saat ini belum berhasil dikonfirmasi terkait Mobnas yang diduga berada di tangan mereka.
Sementara Umi Salamah malahan mengklaim telah memiliki mobil tersebut, walau pernyataannya kemudian dipatahkan oleh Kabag Umum dan Keuangan Sekwan DPRD Merangin bahwa hingga saat ini belum ada proses pelelangan.
Baca Juga : Mobnas Belum Kembali | Umi Salamah Klaim Telah Memiliki Klik disini
Tokoh Agama Merangin, Ustadz Fauzi secara umum menerangkan tentang manusia yang menikmati sesuatu (barang) yang bukan haknya.
Menurut pimpinan salah satu pondok pesantren di Simpang Limbur itu bila ada seseorang menikmati sesuatu yang bukan haknya maka sama saja dengan merampas dan menzolimi hak orang lain.
‘’Bila seseorang dengan sadar menikmati sesuatu yang bukan haknya. Tentulah itu merampas dan menzolimi orang lain. Karena ada hak orang lain disitu,” kata ust Fauzi.
Masih dikatakan Fauzi. Obat persoalan tersebut adalah bertobat dan segera mengembalikan yang bukan haknya agar terjauh dari fitnah yang berkepanjangan.
‘’Bila ada hubungannya dengan manusia maka sebaiknya lekas kembalikan apa yang dinikmati itu. Bertobatlah. Kecuali barang yang dimaksud sudah dihalalkan, itu lain soal,” terangnya.
Sementara bila ada masyarakat yang mengetahui, namun kepastiannya belum final maka masyarakat itu tidak boleh menceritakan kepada orang lain karena itu merupakan suatu aib yang sebenarnya harus ditutupi.
‘’Tapi bila kenyatannya benar, maka masyarakat diwajibkan mengingatkan, menasehati yang bersangkutan. Apalagi bila sesama muslim,” ujarnya.
Ketika ditanyakan layakkah dipilih apabila calon legislatif yang merupakan calon wakil rakyatlah yang melakukan tindakan tidak terpuji itu, sejenak Fauzi tersenyum. Dia lalu menjawab semua itu berpulang pada pribadi masyarakat.
‘’Menurut saya tidak bisa dikaitkan dengan perilaku. Karena sifat manusia bisa saja berubah, dari yang dulu buruk menjadi baik, begitupun sebaliknya,” tuturnya
Ditambahkan Fauzi, ‘’Tapi seharusnya masyarakat yang memilih itu bisa menilai. Pertama pilih orang amanah, orang punya akhlak baik, karena kelak orang itu jadi panutan,” tutupnya. (*)
Reporter : GondoIrawan
Redaktur : TopanBohemian