Fokusinfo.com | Merangin : Tidaklah berlebihan kiranya saat momen Pilkada, para kandidat Kada (Kepala Daerah) membutuhkan jaringan timses (Tim Sukses) guna mewujudkan kemenangan.
Kesolidan, intelektual, analist politis, persuasif dan jiwa militan adalah sebagian syarat terbentuknya timses yang profesional, mumpuni dan tentu saja berpengaruh pada raupan jumlah suara masyarakat saat proses pencoblosan.
Timses yang kuat akan diperhitungkan oleh lawan. Segala manuver yang digerakkan menjadi sorotan publik, bahkan timses juga tidak terlepas dari figur-figur publik. Timses juga tidak hanya sebatas personal yang mengerti politik, penganalisis, inovator. Tapi juga penyandang dana dengan atau tanpa suatu kesepakatan.
Namun apa jadinya jika timses selalu menempel pada kepala daerah yang mereka menangkan. Sehatkah ? Bagaimana dengan eksistensi Gubernur Jambi saat ini, Zumi Zola Zulkifli ?
Aktifis senior Merangin, Alip Yusuf menyatakan indikasi timses yang tumbuh menjadi ‘benalu’ telah tercium sejak awal saat diputuskan Zumi Zola memenangkan Pilkada Gubernur Jambi. Menurutnya saat itu telah terbangun wacana siapa saja oknum timses yang berhak berkehendak.
Alip memperkecil lingkaran informasi indikasi tersebut diseputar Jambi wilayah Barat. Adanya tangan-tangan perpanjangan dan/ atau sambungan lidah dari pemerintah provinsi yang mengatur sejumlah kebijakan mengatasnamakan kedekatan dengan pimpinan tertinggi di Jambi, Zumi Zola.
Bahkan, dikatakan Alip gerakan-gerakan timses dinilai telah melebihi kewenangan seperti penunjukan sejumlah proyek. ‘’Ini bagi saya salah, tidak sehat lagi. Kerja timses itu hanya saat pilkada, setelah itu ya tidak ada lagi yang namanya timses,” kata Alip.
Menurut Alip, saat ini Zumi Zola (ZZ) adalah Gubernur Provinsi Jambi yang didalamnya tidak ada pengkotak-kotakan apalagi memetakan kembali sejarah raupan suara ZZ saat pilkada. Ironisnya, diduga merasa memiliki andil para barisan timses seperti merongrong tiap gerakan dan gebrakan sang Gubernur.
‘’Sehingga munculah opini publik bahwa gubernur Jambi itu ditunggangi sejumlah oknum timses,” singkatnya.
‘’Hubungan emosional itu wajar, tapi tolong jangan mengatasnamakan timses. Itu sudah tidak ada. Timses itu tugasnya saat pilkada. Jika diilustrasikan sepiring makanan, mereka itu memberikan kecap, saos, lalap. Intinya mencari cara menjual kepada masyarakat calon kepala daerah yang digadangkan,” Tambah Alip.
Alip cukup garang atas persoalan ini. Dirinya mengaku kasihan jika gubernur Jambi dibayang bayangi siluet timses sementara kewajiban ZZ harus mengoptimalkan kinerja memajukan Provinsi Jambi.
‘’Saya yakin ada pengaruh negatif jika kerja pak ZZ diganggu dengan kehendak-kehendak sejumlah pihak,” tuturnya.
Sementara itu untuk wilayah Barat, Alip menuding ada sejumlah oknum timses yang dinilai terus merongrong gubernur. ‘’Mereka itu ‘pemain’. Seperti perekrutan tenaga honorer, hingga permainan paket proyek. Ini sudah tidak sehat,” katanya.
Ketika ditanyakan siapa yang dimaksud, Alip tidak menjawab gamblang. Dia hanya bermaksud ingin menyentil oknum di tiga kabupaten yaitu Sarolangun, Merangin dari Muara Bungo.
‘’Tiga orang itu saya perhatikan serangkai. Mereka sama-sama termasuk ring 1 timses pemenangan ZZ,” imbuhnya.
Alip juga menyampaikan, penampilan keseharian oknum timses tersebut lebih menjurus pada sikap keluhan. Namun dirinya meyakini hal itu hanya modus belaka.
‘’Kalau bicara sama mereka itu biasa saja, malah mengeluh merasa tidak pernah diperhatikan sama Pak Gubernur. Tapi itu modus saja. Saya yakin berdasarkan informasi yang saya terima mereka ini pemain. Tapi dari hati kecil saya, tolong dihentikan. Biarkan Pak Zumi bekerja untuk pembangunan Jambi, jangan ditekan jangan pula diarah-arahkan demi keuntungan pribadi,” tutupnya.
(*)
Reporter : Topan Bohemian